Mentawai, Aktual7.Com
Peluhan ternak sapi masyarakat dan sapi bantuan dari anggota DPRD mentawai ( Pokir ) yang mati mendadak di duga terjangkit penyakit mulut dan kaki (PMK) yang di tengah-tengah masyarakat Mentawai Pemerintah Daerah gerak cepat melalui Dinas Pertanian dan Perternakan Kepulauan Mentawai Kamis, 18/09.
Chandra Sipayung Kabit Perternkan mengatakan pengadaan hewan ternak sapi anggaran Aspirasi Anggota Dewan totalnya semua 91 ekor dibagi ke 6 sementara 3 kelompok di desa Sikakap dan Matobe, pasarpuat, lalu untuk di pulau Sipora 3 kelompok yang mendapatkan bantuan aspirasi anggota dewan di desa Sipora Jaya. SP1 dan desa Sidomakmur,SP2 dan desa Tuapejat.
Dari jumla 91 ekor sapi bantuan dari pengadaan ternak sapi yang mati sebanyak total kematian yang dari bantuan sudah berjumlah 27 ekor sementara hewan peliharan masyarakat di luar bantuan sebanyak 21 ekor yang mati mendadak uangkap Chandra Ricardo, S.Pd .M.Ec.Dev Sipayung kepada awak media.
Dinas Pertanian dan Perternakan langsung melakukan penanganan pengendalian terhadap hewan peliaran sapi yang mati mendadak, kita informasi edukasi kepada masyarakat lalu pencegahan pencegahan awal pemberian vitamin dan beberapa obat-obatan, Kabit perternakan Chandra Sipayung mengakuai keterbatasan untuk obat-obatan kita di bidang peternakan ini memang sangat minim tersebut sehingga kita tidak bisa kasih full atau kesempatan jadi penanganan secara efektif dan dilakukan oleh dokter hewan
Kami berupaya melakukan pencegahan terhadap hewan ternak sapi melaporkan ke Balai Veteriner Bukittinggi dan kami sudah sampaikan juga ke provinsi dengan peternakan provinsi kita saat ini sedang menunggu kedatangan mereka akan melakukan investigasi terhadap hewan yang terkenak wabah tersebut
Pihak Dinas Peternakan juga menyatakan telah berkoordinasi dengan Balai Veteriner Bukittinggi untuk segera menurunkan tim guna melakukan investigasi lapangan. “Kami berharap dengan kedatangan tim dari Balai Veteriner, semua misteri tentang kematian sapi masyarakat bisa terjawab. Hasil pemeriksaan laboratorium nantinya akan menjadi pegangan untuk menentukan langkah pencegahan dan penanganan ke depan,” ujar salah satu dokter hewan Kabupaten Kepulauan Mentawai. Hasil penelusuran awak media menunjukkan bahwa sapi bantuan tersebut sebenarnya dalam kondisi sehat dan telah dilengkapi dokumen resmi Sertifikat Kesehatan Hewan yang dikeluarkan oleh Badan Karantina Hewan Indonesia dengan nomor 2025-H 3.0-13000 K. H. 1000023.
Kini, masyarakat menanti hasil uji laboratorium yang diharapkan dapat mengungkap penyebab pasti kematian sapi mereka. Sementara dugaan liar yang sebelumnya mengarah pada sapi bantuan pokir, telah gugur dengan adanya sertifikat resmi dari lembaga berwenang.
Situasi ini menjadi catatan penting bagi pemerintah daerah untuk lebih cepat merespon gejala penyakit hewan di tingkat masyarakat, agar tidak muncul spekulasi yang menyesatkan dan merugikan banyak pihak. ***
0Komentar