PERTAHANKAN SUKU BUNGA: Perry Warjiyo (tengah) memberikan keterangan terkait dengan hasil rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di Jakarta kemarin (17/7). 

AKTUAL7News.com | Jakarta - Bank Indonesia (BI) memberi sinyal bahwa terdapat ruang untuk memangkas suku bunga acuan alias BI rate. Sejalan dengan data perekonomian domestik yang terkendali. Hanya, ketidakpastian pasar keuangan global yang tinggi menjadi pertimbangan untuk tetap higher for longer.

“Kami masih melihat ruang untuk arah suku bunga BI rate akan turun. Kemungkinan masih sama, yaitu pada kuartal IV. Mungkin (pemangkasan) Fed funds rate (FFR) lebih maju. Kami akan lihat, bagaimana (suku bunga obligasi) US Treasury, bagaimana dolar (Amerika Serikat). Semuanya akan data dependen,” ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo seusai rapat dewan gubernur di kantornya kemarin (17/7).

Ekonomi global pada 2024, lanjut dia, diperkirakan tumbuh 3,2 persen didorong Amerika Serikat (AS) dan Eropa. Pertumbuhan ekonomi Negeri Paman Sam tetap baik karena ditopang konsumsi dan stimulus fiskal. Inflasi AS pada bulan lalu sebesar 3 persen YoY. Lebih rendah jika dibandingkan pada Mei sebesar 3,3 persen. Kondisi itu mendorong perkiraan penurunan FFR dapat lebih cepat dari proyeksi sebelumnya, yakni pada akhir tahun.

“Semula Fed funds rate itu kami perkirakan baru turun Desember. Ada probabilitas yang semakin besar bisa maju ke November. Kami belum berani mengatakan akan maju ke September,” kata alumnus Iowa State University tersebut.

Sementara itu, ekonomi Eropa bakal tumbuh lebih tinggi seiring dengan perbaikan ekspor dan investasi. Sebaliknya, perekonomian Tiongkok belum kuat dipengaruhi lemahnya permintaan domestik. Ekonomi tahunan alias year-on-year (YoY) kuartal II 2024 hanya tumbuh 4,7 persen. Turun dari 5,3 persen YoY dari kuartal sebelumnya.

Nah, ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi serta ketegangan geopolitik yang belum mereda mengakibatkan aliran modal ke negara berkembang relatif terbatas. Perkembangan itu berimplikasi memberikan dampak negatif terhadap negara berkembang.

Asesmen BI menunjukkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik didukung permintaan domestik. Produk domestik bruto (PDB) kuartal II 2024 ditopang konsumsi rumah tangga dan investasi. Ekspor barang meningkat didorong kenaikan ekspor produk manufaktur dan pertambangan.

Terutama logam dan bijih logam serta besi dan baja ke negara mitra dagang utama seperti India dan Tiongkok. Terpisah, Corporate Secretary Bank Mandiri Teuku Ali Usman menyampaikan bahwa kebijakan BI turut memberikan kontribusi positif. Terutama pada pertumbuhan kredit yang masih menunjukkan tren akselerasi hingga akhir semester I 2024.

“Di sisi lain, kami melihat masih ada peluang penguatan rupiah. Meski demikian, volatilitas nilai tukar rupiah tetap perlu diwaspadai dengan melihat dinamika politik di Amerika Serikat dan fluktuasi ekonomi global, terang Ali. (**)